Jumat, 27 Februari 2015

[020] Thahaa Ayat 013

««•»»
Surah Thaahaa 13

وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى
««•»»
wa-anaa ikhtartuka faistami' limaa yuuhaa
««•»»
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
««•»»
I have chosen you; so listen to what is revealed.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Dia telah memilih dan menetapkan Musa as. menjadi Nabi dan Rasul kepada manusia maka hendaklah ia mendengarkan apa yang akan diwahyukan kepadanya, menerima apa yang didatangkan kepadanya.

Sejalan dengan ayat ini firman Allah SWT:
قال يا موسى إني اصطفيتك على الناس برسالاتي وبكلام
Allah berfirman, "Hai Musa! sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku".
(QS Al A'raf [7]:144)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Aku telah memilih kamu) dari kaummu (maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu) dari-Ku.
««•»»
And I [Myself] have chosen you, from among [all of] your people, so listen to what is being revealed, to you from Me.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:13

[020] Thahaa Ayat 012

««•»»
Surah Thaahaa 12

إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِي الْمُقَدَّسِ طُوًى
««•»»
innii anaa rabbuka faikhla' na'layka innaka bialwaadi almuqaddasi thuwaan
««•»»
Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
««•»»
Indeed I am your Lord! So take off your sandals. You are indeed in the sacred valley of Ṭuwā.
««•»»

Musa mendengar panggilan itu, ia terkejut dan ragu, dari mana datangnya suara itu. Untuk meyakinkan dia, suara panggilan itu disusul dengan suara, "Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dengan sempurna, dan dengan susunan tubuh yang seimbang, yang telah memeliharamu di rumah musuh Firaun, yang senantiasa mengawasimu sampai sekarang ini. Sekarang tanggalkanlah kedua alas kakimu untuk menghormati tempat di mana kamu berada, yaitu Suatu lembah bernama "Tuwa", lembah yang suci dan sangat dihormati.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Aku) dibaca Innii karena dengan menganggap lafal Nudiya bermakna Qiila. Dan bila dibaca Annii maka diperkirakan adanya huruf Ba sebelumnya (inilah) lafal Anaa di sini berfungsi mentaukidkan makna yang terkandung di dalam Ya Mutakallim (Rabbmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci) lembah yang disucikan, atau lembah yang diberkati (Thuwa) menjadi Badal atau `Athaf Bayan. Kalau dibaca Thuwan maka dianggap sebagai nama tempat saja dan jika dibaca Thuwa dalam bentuk lafal yang Muannats, maka dianggap sebagai nama daerah dan `Alamiyah, sehingga tidak menerima harakat Tanwin.
««•»»
Indeed (read as innī, if one understands nūdiya, ‘he was called’, as meaning qīla, ‘it was said’; or read it as annī, because of an implied [prefixed] bā’) I am (anā, reiterates the [first person indicator] yā’ [of innī] used by the [direct] speaker) your Lord. So take off your sandals, for lo! you are in the holy, [meaning] either the pure, or the blessed, valley of Tuwā ([this is] either a substitution, or an explicative supplement; read [Tuwan] with nunation or [Tuwā] without: it is [considered] declinable on account of it being a location; but [alternatively considered] indeclinable, if taken as considered a feminine proper noun denoting a place name).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:12

[020] Thahaa Ayat 011

««•»»
Surah Thaahaa 11

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَى
««•»»
falammaa ataahaa nuudiya yaa muusaa
««•»»
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa."
««•»»
So when he came to it, he was called, ‘O Moses!‘
««•»»
Diriwayatkan bahwa Musa as, sampai ke tempat api, dia melihat api itu bercahaya putih bersih mengitari sebuah pohon berwarna hijau. Musa keheran-heranan melihat kejadian itu, karena cahaya api yang putih bersih itu, tidak mengurangi kehijauan warna pohon, begitu pula sebaliknya, warna hijau pohon itu tidak mengurangi cahaya putih api itu. Di kala itulah Musa as, mendengar suara memanggil, "Hai Musa".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka ketika ia datang ke tempat api itu) yaitu di pohon `Ausaj (ia dipanggil, "Hai Musa!)
««•»»
And when he reached it — it was a boxthorn — he was called [by name], ‘O Moses!
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:11

Senin, 16 Februari 2015

[020] Thahaa Ayat 010

««•»»
Thaahaa 10

إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى
««•»»
idz raaa naaran faqaala li-ahlihi umkutsuu innii aanastu naaran la'allii aatiikum minhaa biqabasin aw ajidu 'alaa alnnaari hudaan
««•»»
Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api,mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu".
««•»»
when he sighted a fire, and said to his family, ‘Wait! Indeed I descry a fire! Maybe I will bring you a brand from it, or find some guidance at the fire.’
««•»»

Diriwayatkan bahwa setelah habis masa perjanjian Musa menggembalakan kambing Syuaib mertuanya di Madyan, minta izinlah dia dari mertuanya untuk kembali ke Mesir, menemui ibunya yang telah ditinggalkan selama sepuluh tahun lebih.

Setelah mendapat izin, berangkatlah Musa a.s. bersama keluarganya, menuju Mesir, dengan menghindari jalan biasa dan mengambil jalan di lereng, karena takut kalau-kalau keluarganya mendapat gangguan dari raja Syam.

Setelah sampai di lembah Tuwa arah Barat dari gunung Tursina, istrinya melahirkan seorang anak, pada suatu malam yang gelap gulita, berhawa dingin yang menembus tulang dan di dalam keadaan sesat jalan.

Untuk menghangatkan rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang itu, agar mendapat penerangan di dalam suasana gelap gulita, Musa a.s. berusaha mendapatkan api, tetapi usahanya itu belum juga berhasil.

Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba terlihat olehnya api dari jauh di sebelah kiri jalanan. Maka berkatalah ia kepada keluarganya dengan rasa gembira, "Tinggallah kalian di sini dulu, sekarang saya melihat api dari jauh, dan saya akan ke sana.

Mudah-mudahan dapat saya membawa api itu kemari, atau mendapat petunjuk daripadanya, untuk dapat keluar dari kesesatan jalan kita ini". Peristiwa seperti ini, dicantumkan juga dalam ayat yang lain di dalam Alquran,
Sebagaimana firman Allah SWT:
فلما قضى موسى الأجل وسار بأهله ءانس من جانب الطور نارا قال لأهله امكثوا إني ءانست نارا لعلي آتيكم منها بخبر وجذوة من النار لعلكم تصطلون
Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung. la berkata kepada keluarganya, "Tunggulah (di sini) sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu, atau (membawa) sesuluh api agar kamu menghangatkan badan".
(QS Al Qashash [28]:29)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya) yakni kepada istrinya, ("Tinggallah kamu) di sini, hal itu terjadi sewaktu ia berada dalam perjalanan dari Madyan menuju ke negeri Mesir (sesungguhnya aku melihat) menyaksikan (api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya untuk kalian) berupa obor yang dinyalakan pada sumbu atau kayu (atau aku akan mendapatkan petunjuk di tempat itu") yang dapat menunjukkan jalan; karena pada saat itu Nabi Musa kehilangan arah jalan disebabkan gelapnya malam. Nabi Musa mengungkapkan kata-katanya dengan memakai istilah La`alla yang artinya mudah-mudahan karena ia merasa kurang pasti dengan apa yang telah dijanjikannya itu.
««•»»
When he caught sight of a fire and said to his family, namely, to his wife, ‘Wait, here! — this was when he was leaving Midian, heading for Egypt — Indeed I see a fire [in the distance]. Perhaps I [can] bring you a brand from it, [bring you] a burning wick or a torch, or find at the fire some guidance’, that is, someone to guide me by showing me the [proper] route — for he had lost it in the darkness of the night. He [Moses] said, ‘perhaps’ (la‘alla) because he could not be certain of fulfilling his promise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:10

[020] Thahaa Ayat 009

««•»»
Surah Thaahaa 9

وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى
««•»»
wahal ataaka hadiitsu muusaa
««•»»
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?
««•»»
Did the story of Moses come to you,
««•»»

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala memulai kisah Musa Alaihis Salam dengan mengemukakan uraian sekan-akan bertanya kepada Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam "Apakah telah sampai kepadanya bagaimana penerimaan kaumnya ketika permulaan wahyu diturunkan kepada Musa, dan ketika Allah berfirman kepadanya? Cara yang demikian itu dilakukan oleh Allah ialah untuk mengalihkan perhatian Muhammad saw. kepada apa yang akan disampaikan kepadanya.

Telah menjadi kebiasaan orang Arab, apabila akan mengemukakan suatu berita atau kisah, maka pada permulaannya diuraikan dengan ucapan berbentuk pertanyaan, untuk menarik perhatian agar supaya pendengarannya mengikuti berita atau kisah itu dengan seksama, dengan penuh perhatian.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah) telah (datang kepadamu kisah Musa?)
««•»»
Has the story of Moses — indeed, it has — come to you?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:9

[020] Thahaa Ayat 008

««•»»
Surah Thaahaa 8

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى
««•»»
allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu al-asmaau alhusnaa
««•»»
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik),
««•»»
Allah—there is no god except Him— to Him belong the Best Names.
««•»»


Sifat-sifat kesempurnaan yang disebut pada ayat-ayat sebelum ayat ini seperti sifat Pencipta sifat Rahman, Penguasa langit dan bumi, semua yang ada di antara langit dan bumi, begitu juga yang terdapat di bawah tanah, semuanya itu, Pemilik satu-satunya ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala Tuhan Yang Maha Esa. Tiada Tuhan sebenarnya melainkan Dia. Tiada sekutu bagi-Nya. Pada akhir ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan bahwa Dia mempunyai banyak nama. Semua nama itu baik, karena menunjukkan kepada kesempurnaan-Nya, keperkasaan dan ke-Agungan-Nya. Namun demikian, zat-Nya tetap, tidak terbilang. Di dalam hadis yang mutawatir, disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu mempunyai 99 nama.

Sabda Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam:
إن لله تسعا وتسعين اسما مائة إلا واحدا من أحصاها دخل الجن
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Siapa menghafalnya, masuk surga.
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Diriwayatkan bahwa ketika Abu Jahal mendengar Nabi Muhammad saw. di dalam seruannya menyebut, "Ya Allah! Ya Rahman!", berkata Abu Jahal kepada Walid bin Mugirah, "Muhammad melarang kita menyeru bersama Allah dengan Tuhan yang lain, padahal dia sendiri menyeru Allah bersama Ar Rahman" maka turunlah ayat yang menegaskan bahwa Allah itu mempunyai banyak nama,

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
قل ادعوا الله أو ادعوا الرحمن أيا ما تدعوا فله الأسماء الحسنىى
Katakanlah, "Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru. Dia mempunyai Asmaul Husna" (nama-nama yang terbaik)".
(Al Israa [17]:110)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai Asmaulhusna) jumlahnya sebanyak yang disebutkan di dalam hadis yaitu sembilan puluh sembilan nama-nama yang baik. Lafal Al Husna bentuk Muannats daripada lafal Al Ahsan.
««•»»
God — there is no god save Him. To Him belong the Most Beautiful Names, the ninety nine [Names], cited in the hadīth (al-husnā is the feminine form of al-ahsan, ‘the best’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:8

[020] Thahaa Ayat 007

««•»»
Surah Thaahaa 7

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
««•»»
wa-in tajhar bialqawli fa-innahu ya'lamu alssirra wa-akhfaa
««•»»
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi {914}.
{914} Maksud ayat ini Ialah: tidak perlu mengeraskan suara dalam mendoa, karena Allah mendengar semua doa itu walaupun diucapkan dengan suara rendah.
««•»»
Whether you speak loudly [or in secret tones] He indeed knows the secret and what is still more hidden.
««•»»

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan bahwa di waktu mengucapkan doa atau zikir, tidak mesti dengan suara keras. Bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala sama saja apa itu dengan suara keras atau tidak. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa-apa yang dirahasiakan begitu juga yang lebih tersembunyi dari rahasia itu. seperti bisikan hati, atau lintasan sesuatu di dalam pikiran. Doa dan zikir diucapkan dengan lidah hanya untuk menggambarkan dan membayangkan artinya di dalam diri kita. Jadi tidak perlu dengan suara keras. kecuali ada hal-hal yang mengganggu kemantapan arti doa dan zikir itu di dalam hati,

Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
وأسروا قولكم أو اجهروا به إنه عليم بذات الصدور
Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
(QS Al Mulk [67]:13)

Sejalan dengan ayat ini, firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
واذكر ربك في نفسك تضرعا وخيفة ودون الجهر من القول
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dari rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara.
(Q.S Al A'raf [7]:205)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu) di dalam berzikir atau berdoa, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan suara keras engkau sewaktu melakukan hal tersebut (maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi) daripada rahasia, maksudnya adalah semua apa yang ada dalam hati manusia yang tidak diungkapkannya, maka janganlah engkau memayahkan dirimu dengan mengeraskan suaramu.
««•»»
And should you be loud in your speech, in remembrance [of God] or supplication, then God has no need for this to be [spoken] loud, then indeed He knows the secret and [that which is] yet more hidden, than that [secret], namely, that which the soul whispers [to itself] and that which occurs to the mind but which you do not speak of [to anyone], so do not strain yourself to be loud [in your speech].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:7

[020] Thahaa Ayat 006

««•»»
Surah Thaahaa 6

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى
««•»»
lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wamaa baynahumaa wamaa tahta altstsaraa
««•»»
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
««•»»
To Him belongs whatever is in the heavens and whatever is on the earth, and whatever is between them, and whatever is under the ground.
««•»»

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan bahwa semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang ada di antara langit dan bumi, begitu juga semua yang ada di bawah tanah, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui adalah kepunyaan Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang menguasai semuanya, mengatur dan berhak berbuat sekehendak-Nya. Dia-lah yang mengetahui segala yang ada, baik yang gaib maupun yang nyata. Tidak ada sesuatu yang bergerak, diam. berubah, tetap, dan lain-lain sebagainya kecuali dengan izin-Nya. sesuai dengan Kodrat Iradah-Nya.

Firman Allah SWT:
قل كل من عند الله
Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah"
(QS An Nisa' [4]:78)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kepunyaan-Nyalah semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang ada di antara keduanya) yakni makhluk-makhluk yang ada di antara keduanya (dan semua yang di bawah tanah) yaitu lapisan tanah yang masih basah, yang dimaksud adalah di bawah semua lapisan bumi yang tujuh, karena lapisan bumi yang berjumlah tujuh itu berada di bawah lapisan tanah yang basah.
««•»»
to Him belongs whatever is in the heavens and whatever is in the earth and whatever is between them, of creatures, and whatever is beneath the soil (al-tharā, is moist earth) meaning [whatever is beneath] the seven earths, since these lie beneath it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:6

Minggu, 15 Februari 2015

[020] Thahaa Ayat 005

««•»»
Surah Thaahaa 5

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
««•»»
alrrahmaanu 'alaa al'arsyi istawaa
««•»»
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy {913}.
{913} Bersemayam di atas `Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
««•»»
—the All-beneficent, settled on the Throne.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Pencipta langit dan bumi itu, adalah Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arasy. Allah bersemayam di atas Arasy, janganlah sekali-kali digambarkan seperti halnya seorang manusia yang duduk di atas kursi atau di atas kendaraan atau di atas dipan umpamanya, karena menggambarkan yang seperti itu, berarti telah menyerupakan Khaliq dengan makhluk-Nya. Anggapan seperti ini, tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran Islam,

Sesuai dengan firman Allah SWT:
ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS Asy Syu'ara [26]:11)

Berkata Ibnu Kasir di dalam tafsirnya, bahwa jalan yang paling selamat mengenai hal ini, ialah jalan yang telah ditempuh oleh Ulama Salaf, yaitu mempercayai sebagaimana tercantum di dalam Alquran dan Sunah Rasul, bahwa Allah SWT. bersemayam di atas Arasy (duduk di atas takhta) hanya cara dan kaifiatnya tidak boleh disamakan dengan cara duduk yang kita ketahui, seperti halnya seorang duduk di atas kursi umpamanya. Hal itu sepenuhnya adalah termasuk wewenang Allah SWT. semata-mata, yang tidak dibenarkan sama sekali makhluk campur tangan di dalamnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Yaitu (Tuhan Yang Maha Pemurah, yang di atas Arasy) lafal Arasy ini menurut pengertian bahasa diartikan singgasana raja (berkuasa) yakni bersemayam sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.
««•»»
He is, the Compassionate One presided upon the Throne (al-‘arsh, in the [classical Arabic] language denotes a king’s seat) a presiding befitting of Him;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of135
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=20&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#20:5